Pendahuluan
Saham merupakan instrumen keuangan yang menjadi bagian penting dalam perekonomian modern, termasuk di Indonesia. Pasar modal Indonesia telah mengalami perkembangan yang panjang, dimulai sejak masa kolonial hingga menjadi sistem yang maju dan terintegrasi secara global. Artikel ini akan mengulas sejarah saham di Indonesia dari awal hingga era modern.

Perkembangan Saham di Masa Kolonial
Sejarah saham di Indonesia bermula pada era kolonial Belanda, ketika VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) mendirikan perusahaan yang pertama kali menerbitkan saham kepada publik pada tahun 1602. VOC menjadi perusahaan pertama di dunia yang memperdagangkan saham secara terbuka, dan ini menjadi cikal bakal pasar modal modern.
Pada masa itu, perdagangan saham VOC dilakukan di Amsterdam, tetapi aktivitas ekonomi di Hindia Belanda juga berpengaruh dalam perkembangan investasi dan perdagangan efek.
Bursa Efek Hindia Belanda
Pada tahun 1912, pemerintah kolonial Belanda mendirikan Bursa Efek Batavia (sekarang Jakarta) untuk memfasilitasi perdagangan efek bagi perusahaan yang beroperasi di Hindia Belanda. Namun, aktivitas perdagangan saham di Indonesia saat itu masih terbatas pada kepentingan perusahaan Belanda dan investor asing.
Bursa Efek Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia II dan kembali beroperasi setelah Indonesia merdeka.
Perkembangan Saham Pasca Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Bursa Efek Jakarta (BEJ) diaktifkan kembali pada tahun 1952 di bawah pengawasan pemerintah. Namun, aktivitas perdagangan saham masih minim karena dominasi ekonomi negara dan minimnya investor domestik.
Pada periode Orde Lama, kebijakan nasionalisasi perusahaan asing berdampak pada lambatnya perkembangan pasar modal. Namun, pada masa Orde Baru (1966–1998), pemerintah mulai mengembangkan pasar modal sebagai bagian dari kebijakan ekonomi.
Reformasi Pasar Modal dan Era Modern
Pada tahun 1977, Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali dengan dukungan dari pemerintah dan Bank Indonesia. Sejak saat itu, berbagai perusahaan mulai melakukan penawaran saham perdana (IPO). Beberapa tonggak penting dalam perkembangan saham di Indonesia meliputi:
- 1988: Deregulasi pasar modal yang meningkatkan minat investor dan jumlah emiten.
- 1995: Penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
- 1997–1998: Krisis ekonomi Asia yang menyebabkan anjloknya pasar saham Indonesia.
- 2007: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya resmi bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat ini, Bursa Efek Indonesia telah berkembang pesat dengan ribuan investor aktif, didukung oleh teknologi digital dan regulasi yang semakin matang.
Kesimpulan
Sejarah saham di Indonesia menunjukkan perjalanan panjang dari masa kolonial hingga era digital saat ini. Dengan pertumbuhan investor ritel dan peningkatan teknologi keuangan, pasar saham Indonesia terus berkembang menjadi salah satu yang paling dinamis di kawasan Asia Tenggara. Dengan regulasi yang kuat dan inovasi yang berkelanjutan, masa depan pasar saham Indonesia terlihat semakin cer